1. Rusia

Hidup di Rusia tak menjamin Anda dapat
mengkonsumsi air minum dengan kualitas yang baik. Sebab, air minum
dengan kualitas yang baik dan aman hanya dapat dinikmati tak kurang dari
setengah dari total jumlah penduduk Rusia. Parahnya, beberapa wilayah
di Rusia kini telah terkontaminasi dengan menjamurnya limbah-limbah
industri nuklir—salah satu industri “menjanjikan” yang tengah
dikembangkan di Rusia. Dengan berbagai kondisi lingkungan tersebut, maka
Rusia pun didapuk menjadi pengisi posisi kelima dari kualitas udara
dengan emisi karbondioksida terburuk, posisi keempat sebagai negara
dengan pencemaran air terburuk, serta posisi ketujuh sebagai penangkapan
laut liar yang terjadi.
2. India

Bukan hanya Rusia, negara yang
beribukota di New Delhi ini ternyata juga masuk dalam jajaran negara
yang menyumbang kerusakan terbesar di bumi. India bahkan didapuk untuk
mengisi posisi ketiga dari pencemaran air yang terjadi di seluruh dunia.
Hal tersebut terjadi karena semakin meningkatnya persaingan untuk
mendapatkan air dari berbagai bidang seperti industri, pertanian,
pembangkit energi, hingga kegiatan domestik. Persaingan sengit tersebut
membuat kandungan air dengan cepat ludes digunakan. Bahkan polusi air
yang juga terjadi di India mampu menghancurkan habitat binatang liar
yang hidup di perairan.
3. Meksiko

Keanekaragaman hayati Meksiko dapat
terlihat jelas dari adanya 450 mamalia, 1.000 jenis burung, 2.000 jenis
ikan, 285 jenis amphibi dan 693 jenis reptil. Sayangnya sekitar 64 jenis
mamalia, 3 jenis amphibi, 85 jenis ikan, 18 jenis reptil dan 36 jenis
burung dinyatakan hampir punah pada pertengahan tahun 1990-an akibat tak
masuk dalam CITES (badan Konvensi Perdagangan Internasional Spesies
Langka Meksiko). Dengan tidak bergabung dengan badan tersebut, maka
kegiatan perdagangan dari berbagai jenis hewan di atas dianggap legal,
walaupun hewan-hewan di atas dianggap sebagai jenis hewan langka. Selain
mengalami kemerosotan jumlah berbagai jenis hewan yang ada, Meksiko
juga tercatat sebagai salah satu punggawa dari negara yang telah
mengalami kehilangan hutan terbesar di dunia.
4. Indonesia

Indonesia memang sudah sejak lama
dikenal sebagai negara yang memiliki cadangan hutan terbesar di dunia.
Kalimat tersebut bukan hanya sebuah spekulasi atau isu belaka, sebab hal
tersebut begitu nyata dikatakan oleh Global Forest Watch pada tahun
1950, yang menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara yang memiliki
wilayah padat hutan. Sayangnya, 40 persen dari cadangan hutan tersebut
telah hilang hanya dalam waktu 50 tahun sesudah pernyataan tersebut
dipublikasikan! Wilayah hutan Indonesia yang awalnya mencapai 162 juta
ha, kini “hanya” bersisa sebanyak 98 juta ha saja. Selain didapuk
sebagai pengisi posisi kedua dari negara yang mengalami kehilangan hutan
terbanyak di dunia, Indonesia juga dikenal sebagai negara yang tengah
mengalami ancaman spesies punah, emisi gas karbondioksida terburuk, dan
pencemaran air kotor. Bagaimana? Apakah Anda tetap tidak mau menjaga
lingkungan negeri yang selalu Anda bangga-banggakan ini?
0 komentar:
Posting Komentar